Rabu, 16 Juli 2014

Teknik Terapi Behavior (Flooding)



    A.    SEJARAH SINGKAT PENDEKATAN BEHAVIORISTIK
Perkembangan pendekatan behavior diawali pada tahun 1950-an dan awal 1960-an sebagai awal radikal menentang perspektif psikoanalisis yang dominan. Pendekatan ini dihasilkan berdasarkan hasil eksperimen para behaviorist yang memberikan sumbangan pada prinsip-prinsip belajar dalam tingkah laku manusia. Pendekatan ini memiliki perjalanan panjang mulai dari penelitian laboratorium terhadap binatang hingga eksperimen terhadap manusia. Secara garis besar, sejarah perkembangan pendekatan behavioral terdiri dari tiga trend utama, yaitu: trend I: kondisional klasik (classical conditioning), trend II: kondisioning operan (operant conditioning), dan trend III: terapi kognitif (kognitif therapy) (Corey, 1986).
    B.     PANDANGAN TENTANG MANUSIA
Pendekatan behavioral didasarkan pada pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia yang menekankan pada pentingnya pendekatan sistematik dan terstruktur pada konseling. Pendekatan behavioral berpendapat bahwa perilaku dapat dimodifikasi dengan mempelajari kondisi dan pengalaman. Menurut Latipun (2010) mengatakan bahwa pandangan tentang manusia pada pendekatan behavioristik:
1.      Memandang manusia secara intrinsic bukan sebagai baik atau buruk, tetapi sebagai hasil dari pengalaman yang memiliki potensi untuk segala jenis perilakunya.
2.      Menusia mampu untuk mengkonsepsikan dan mengendalikan perilakunya.
3.      Manusia mampu mendapatkan perilaku baru.
4.      Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain sebagaimana perilakunya juga dipengaruhi orang lain.
   C.    KONSEP DASAR PENDEKATAN BEHAVIORISTIK
Pendekatan behavioral didasari oleh pandangan ilmiah  tetang tigkahlaku manusia yaitu pendektan ynag sistemati dan terstruktur dala konseling. Pandangan ini melihat indvidu sebagai produk dari kondisioning sosial, sedikit sekali melihat potensi manusia sebagai produse lingkungan. (Corey, 1986, p. 175). Pada awalnya pendekatan ini hanya mempercayai hal yang dapat diamati dan dukur sebagai sesuat yang sah dalam pengukuran keribadian. Kemudian pendekatan ini dikembagkan lebi lanjut yang mulai menerima fenomena kejiwaan  yang abstrak seperti id, ego, dan ilusi endekatan ini memendang perilaku yag malasua sebagai hasil belajar dari lingkngan secara keliru.
   D.    PERILAKU BERMASALAH MENURUT PENDEKATAN BEHAVIORISTIK
Menurut Latipun (2010), perilaku yang bermasalah dalam  pandangan behavior dapat dimaknakan sebagai perilaku atau kebiasaan-kebiasaan negative atau perilaku tidak tepat, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Perilaku yang salah  penyesuaian terbentuk melalui proses interaksi dengan lingkungannya. Dan perilaku juga dikatakan mengalami salah penyesuaian jika tidak selamanya membawa individu konflik dengan lingkungannya. Perilaku yang perlu dipertahankan atau dibentuk pada individu adalah perilaku yang bukan sekadar memperoleh kepuasan pada jangka pendek, tetapi perilaku yang tidak menghadapi kesulitan-kesulitan yang lebih luas, dan dalam jangka yang lebih panjang.
   E.     TEKNIK FLOODING
Pembanjiran (flooding) merupakan teknik modifikasi perilaku berdasarkan prinsip teori yang dikemukakan oleh B.F. Skinner. Pembanjiran (flooding) adalah membanjiri konseli dengan situasi atau penyebab kecemasan atau tingkah laku tidak dikehendaki, sampai konseli sadar bahwa yang dicemaskan tidak terjadi. Pembanjiran harus dilakukan hati-hati karena mungkin akan terjadi reaksi emosi sangat tinggi. Pembanjiran sesuai untuk menangani kasus fobia. Tujuannya untuk menurunkan tingkat rasa takut yang ditimbulkan, dengan menggunakan stimulus yang dikondisikan (condition stimulus) yang dimunculkan secara berulang-ulang sehingga terjadi penurunan, tanpa member penguatan (reinforcement).
   F.     CARA-CARA PENERAPAN FLOODING
Menurut Komalasari (2011) terdapat dua cara melakukan pembanjiran yang dijadikan alternatif bagi konselor dalam menerapkan flooding:
1.      Invivo
Konselor mencoba membawa konseli hadir pada situasi atau stimulus yang menimbulkan rasa takut dengan segera selama terapi berlangsung, dilakukan selama 1 jam atau lebih setiap sesinya, disertai pencegahan terhadap perilaku untuk menghindari atau lari dari situasi tersebut. Pada kasus-kasus dengan tingkat rasa takut yang sangat tinggi, flooding dapat dilakukan secara bertahap. Misal takut akan ketinggian, dimulai dengan mengajak konseli melihat ke jendela dari ruang lantai 1, lantai 2, sampai ke lantai 10.
2.      Imajeri
Stimulus yang menakutkan bisa dihadirkan juga dengan membayangkan, konselor akan membuat gambaran situasi yang semakin meningkatkan rasa takut dan semakin mencemaskan. Pengalaman konseli membayangkan tanpa disertai akibat yang dahsyat dapat menurunkan tingkat rasa takutnya, dan ia akan siap menghadapi situasi sebenarnya. Tetapi berdasarkan pendapat ahli, proses mengalami langsung lebih efektif. Teknik ini basa digunakan untuk kasus-kasus fobia, obsesif, psikotik. Teknik flooding dikembangkan oleh Stampfl (dalam Komalasari, 2011) dengan nama terapi implosif. Langkah-langkah terapi implosif adalah:
a.       Pencarian stimulus yang memicu gejala.
b.      Menaksir bagaimana gejala-gejala berkaitan dan bagaimana gejala-gejala membentuk perilaku konseli.
c.       Meminta konseli membayangkan sejelas-jelasnya apa yang dijabarkan tanpa disertai celaan atas kepantasan situasi yang dihadapi.
d.      Bergerak semakin dekat kepada ketakutan paling kuat yang dialami konseli, dan meminta konseli untuk membayangkan apa yang paling ingin dihindarinya.
e.       Mengulang prosedur tersebut sampai kecemasan tidak muncul lagi dalam diri konseli.
   G.    PENJENUHAN
Menurut Komalasari (2011), penjenuhan (satiation) adalah varian dari flooding untuk self control. Kontrol diri (self control) berasumsi bahwa tingkah laku dipengaruhi variabel eksternal. Kontrol diri adalah bagaimana individu mengontrol variabel eksternal yang menentukan tingkah laku. Hal ini dilakukan dengan memindahkan atau menghindar (removing/avoiding) dari situasi berpengaruh buruk. Memperkuat diri (reinforce oneself) yaitu memberi reinforcement kepada diri sendiri, terhadap “prestasi” dirinya. Janji nonton kalau prestasi belajar baik. Self punishment yaitu menghukum diri sendiri bisa hukuman fisik atau mengurangi hak-haknya seperti menonton TV atau membeli makanan atau barang yang diinginkannya.
Penjenuhan (satiation) adalah membuat diri jenuh terhadap suatu tingkah laku, sehingga tidak lagi bersedia melakukannya. Menurunkan atau menghilangkan tingkah laku yang tidak dinginkan dengan memberikan reinforcement yang semakin banyak dan terus menerus, sehingga individu merasa puas dan tidak akan melakukan tingkah laku yang tidak diinginkan lagi.
   H.    KASUS
Danny (12 tahun) merupakan seorang siswa yang mengalami sebuah gangguan emosional. ia mengalami kecemasan yang tidak terkendali ketika melihat atau berhadapan secara langsung dengan anjing, misalnya ketika ia ingin menyeberangi tempat yang ada anjingnya, maka Danny akan merasa cemas yang tidak terkendali, yang ditandai dengan perubahan fisiologis yang sangat cepat, seperti, detak jatungnya semakin kencang 2x lipat dan berkeringat.
Gangguan kecemasan yang ia alami merupakan proses pembelajaran, hal ini terjadi ketika ia masih kecil kira-kira berumur 18 bulan, saat itu ia sedang berada di dalam kereta roda (untuk anak-anak) kemudian secara tiba-tiba seekor anjing melompat kearahnya, meskipun anjing tersebut tidak menggigit, akan tetapi hal tersebut membuat Danny sangat takut. Semenjak dari peristiwa tersebut Danny mulai mempelajari sebuah kecemasan ketika menghadapi sebuah stimulus tertentu, yaitu anjing.

DAFTAR PUSTAKA
Komalasari, Gantina. 2011.  Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. INDEKS
psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/10/behaviorisme.pdf


Perbandingan Sistem Pendidikan di Dua Negara



Perbandingan Sistem Pendidikan di Bulgaria dan Tunisia
Sistem Pendidikan di Bulgaria

Sejarah Pendidikan di Bulgaria
            Sekolah – sekolah pertama di Bulgaria dibuka di abad ke-8 oleh Tzar Boris l dan Tzar Simeon The Great. Dua universitas terkenal juga didirikan pada periode itu di Ohrid dan Preslav. Sekolah modern mulai dibuka pada awal abad ke-19 (selama Revival Nasional), sekolah pertama yang dibuka hanya untuk anak laki-laki dan baru kemudian untuk anak perempuan. Sekolah – sekolah hanya memberikan pendidikan dasar seperti; membaca, menulis, dan aritmatika dasar. Siswa yang ingin melanjutkan pendidikan, mereka harus pergi studi diluar negeri. Setelah Bulgaria menggulingkan Turki pada tahun 1878, ia mulai meletakkan dasar – dasar sistem pendidikan. Pada tahun 1878 pemerintah mengeluarkan UU Sementara di sekolah nasional. Undang – Undang ini mendorong pendirian sekolah di desa – desa. Namun, banyak petani tidak membiarkan anak – anak mereka bersekolah karena mereka pikir pendidikan itu tidak relevan dengan kehidupan petani. Selain itu beberapa perguruan tinggi didirikan pada periode 1878 – 1918. Proses pendidikan di Bulgaria sempat terganggu selama Perang Balkan (1912 -1913) dan Perang Dunia 1. Pada pertengahan tahun 1920-an sekolah telah berfungsi normal kembali.
            Selama era komunis, Uni Soviet memiliki pengaruh yang besar pada sistem pendidikan di Bulgaria. Sebuah bentuk baru pendidikan dibawa masuk ke Bulgaria. Perhatian pada seni liberal digantikan oleh peningkatan pelatihan teknis. Pada tahun 1979 Zhivkov membuat Sekolah Menengah Politeknik, yang merupakan program dua belas kelas yang berfokus terutama pada mata pelajaran teknis. Setelah akhir era Zhivkov, sistem pendidikan Bulgaria benar – benar direkonstruksi. Pemerintah berusaha untuk sistem dopolitisize dan mengambil pendapat orang lain menjadi pertimbangan.

Sistem Pendidikan di Bulgaria
Pendidikan di Bulgaria didukung dan diawasi oleh Departemen Pendidikan dan Sains. Pendidikan sekolah adalah wajib untuk anak – anak usia antara 7 – 16 tahun. Pendidikan di sekolah – sekolah milik negara gratis, kecuali untuk sekolah – sekolah pendidikan tinggi, perguruan tinggi dan universitas. Kurikulum sistem pendidikan di Bulgaria befokus pada delapan mata pelajaran utama : Bahasa Bulgaria dan Sastra, bahasa asing, matematika, teknologi informasi, ilmu sosial dan kewarganegaraan, ilmu alam dan ekologi, musik dan seni, pendidikan jasmani dan olahraga.
Tahun ajaran pendidikan di Bulgaria dimulai pada tanggal 15 September dan berakhir pada bulan Mei atau Juni, tergantung pada tingkat kelas siswa. Kelas bertemu lima hari dalam seminggu dan biasanya kelas diadakan dua shift (pagi dan sore). Tahun ajaran dibagi menjadi dua istilah pada Natal, Paskah dan hari libur musim panas. Sistem penilaian didasarkan pada angka, dimana 6 adalah yang tertinggi dan 2 adalah nilai terendah.
Pada tahun 2003 Pemerintah Bulgaria memperkirakan angka melek huruf sebesar 98,6%, hampir sama untuk kedua jenis kelamin. Itu menunjukkan bahwa pendidikan di Bulgaria telah memiliki standar pendidikan yang tinggi. Dalam era pasca-komunis, dana untuk pendidikan rendah, dan moral guru yang rendah telah merusak sistem sampai batas tertentu, khususnya dalam pelatihan kejuruan. Kepatuhan terhadap metode pengajaran klasik telah menghalangi perkembangan di beberapa bidang teknis. Sistem pendidikan dasar dan menengah saat ini diperkenalkan pada tahun 1998 yang pada saat itu memiliki 12 kelas, dimana kehadiran adalah wajib dari usia 7 tahun sampai usia 16 tahun.
Pada tahun 1998 pendaftaran di kelas primer/dasar adalah 93% siswa yang memenuhi syarat dan pendaftaran di kelas – kelas menengah adalah 81% siswa yang memenuhi syarat. Rasio perempuan terhadap laki – laki disekolah dasar adalah 0,97 dan rasio di sekolah menegah adalah 0,98. Karena angka kelahiran di Bulgaria rendah, total pendaftar sekolah primer dan sekunder menurun di era pasca-komunis, menyebabkan penurunan staf pengajar dan fasilitas. Pada saat yang sama, jumlah sekolah swasta meningkat sebesar 10 kali selama tahun 1990-an. Sistem pendidikan tinggi Bulgaria sepenuhnya direorganisasi pada pertengahan 1990-an. Antara tahun 1995 dan 2002, jumlah lulusan universitas meningkat dari 33.000 menjadi 50.000. Pada tahun 2002 sekitar 42 institusi pendidikan tinggi yang beroperasi dan 215.700 siswa yang terdaftar. Pada tahun 2003 sekitar 4,9% dari anggaran nasional Bulgaria dikhususkan untuk pendidikan.
  Sumbangsih pemerintah terhadap pendidikan negara ini sangat besar dengan mengalokasikan hampir 30% APBDnya untuk keperluan pendidikan dinegara tersebut. Bulgaria secara turun-temurun memiliki standar pendidikan yang tinggi, dan para siswanya menduduki peringkat tertinggi kedua di dunia dalam hal skor rerata Uji Nalar SAT dan skor uji I.Q. menurut MENSA International. Struktur sistem pendidikan di Bulgaria ada empat tingkatan yaitu:
-          Pra pendidikan dasar, mencakup anak-anak antara 3 sampai 6/7 tahun. Namun, sebelum sekolah mulai, anak harus menghadiri satu tahun pra-program sekolah.
-          Pendidikan Dasar, kelas 1-8 tahun meliputi sekolah dasar (kelas 1 - 4) dan SMP (kelas 5 - 8).
-          Pendidikan menengah, terdiri sekolah menengah komprehensif, khusus dan SMK.
-          Pendidikan tinggi, jenis-jenis lembaga pendidikan tinggi sperti Universitas , Kampus dan Sekolah Tinggi Khusus. Universitas, seperti di sebagian besar negara di seluruh dunia, memiliki tiga tahap: (sarjana) Sarjana, Master (sarjana), dan Doktor derajat.

Pendidikan
Sekolah / Tingkat
Dari Kelas
Sampai Kelas
Dari Umur
Sampai Umur
Tahun

Primer
Utchilischte Natchalno (Basic Tahap Pertama)
1
4
7
10
4

Pre-Sekunder
Progimnazialno utchilichte (Basic Tahap Kedua)
5
8
10
14
4

Sekunder
Gimnazii (Pendidikan Menengah)
9
12
14
19
4

Sekunder
Profilirani Gimnazii (bentuk IX sampai XII – Comprehensif Secondary)
9
12
15
19
4

Sekunder
Professionalni gimnazii I / ili technikumil (Vocational Education Secondary)


15
19
4

Sekunder
Professionalni Utchilichta (Vocational Secondary)


15
19
4

Pasca-sekolah menengah
Technical/vocational school




3

Tersier
Tingkat universitas tahap pertama




4

Tersier
Tingkat universitas tahap kedua




5

Tersier
Tahap ketiga tingkat universitas






Tersier
Pelatihan guru / sekolah dasar pra-primer dan primer




4

Tersier
Pelatihan guru sekolah menengah




4

A) Pendidikan Pra – Sekolah
            Pendidikan pra – sekolah atau pendidikan anak usia dini mencakup anak – anak yang berusia anatara 3 hingga 6/7 tahun.  Untuk pendidikan TK adalah opsional. Orang tua berhak memutuskan apakah anaknya mau dimasukkan TK atau tidak. Disamping TK yang dikelola negara yang jumlahnya lebih dari 95%, ada juga TK yang dikelola oleh orang pribadi atau yang sering disebut swasta, dan jumlah sekolah TK Swasta juga terus bertambah.  Meskipun  pendidikan TK opsional namun sebelum mulai sekolah, anak – anak harus mengikuti program pra – sekolah satu tahun.
B) Pendidikan Dasar
Departemen Pendidikan dan Sains Bulgaria meletakkan dan menerapkan kebijakan pendidikan nasional, rencana dan mengatur pengembangan pendidikan dengan menyusun program jangka panjang dan proyek operasi. Di Bulgaria, Pendidikan adalah wajib antara usia 7 sampai 16 tahun dari kelas 1-8.  Pendidikan dasar dibagi menjadi 2, Primary school (grades 1 – 4) dan Pre – secondary school (grades 5 – 8 ). Kementerian pendidikan telah menentukan kurikulum akademik yang digunakan oleh seluruh sekolah di Bulgaria yang terdiri dari : Bahasa Bulgaria dan Sastra, bahasa asing, matematika, teknologi informasi, ilmu sosial dan kewarganegaraan, ilmu alam dan ekologi, musik dan seni, pendidikan jasmani dan olahraga.
Pembelajaran dapat bersumber dari buku teks, dan sekolah memberikan kebebasan apa saja sebagai sumber belajar. Setelah siswa mampu menyelesaikan sampai grade 4, sertifikat Primary Education dikeluarkan. Ketika siswa mampu menyelesaikan sampai pada grade 8, sertifikat Basic Education dikeluarkan.
C) Pendidikan Menengah
            Sekolah menengah di Bulgaria dapat dibagi menjadi
1. Sekolah Menengah Umum, meliputi : tingkat sekolah dasar – kelas 1-4; pra sekolah menengah kelas 5-8 dan tingkat sekolah menengah kelas 9-12.
2. Sekolah Khusus dengan penekanan bahasa asing (sekolah bahasa). Meliputi : masuk setelah kelas 8 dan setelah mengikuti ujian masuk. Tingkatan 9-13.
3. Sekolah Menengah Khusus : masuk setelah selesainya kelas 8 (dengan penekanan pada IPA dan Matematika, Humaniora, Olahraga, Seni) Tinkatan 9-12.
4. Pendidikan Menengah Kejuruan : Tersedia sekolah kejuruan teknik dan Politeknik, menawarkan 3 tahun pelatihan. Sekolah-sekolah ini menawarkan juga bentuk lain dari pelatihan, seperti kursus malam, eksternal atau di tempat pelatihan, dalam rangka untuk memungkinkan siswa pada usia 16 dan di atas untuk memperoleh kualifikasi. Kehadiran di kursus malam adalah wajib, sedangkan organisasi bentuk lain dari pelatihan adalah tanggung jawab siswa.
            Ujian Sekolah Menengah
1. Ujian Sekolah Menengah Umum : Bahasa Bulgaria dan Sastra serta satu mata pelajaran pilihan.
2. Ujian Sekolah Menengah Khusus : Bhasa Bulgaria dan Sastra serta satu mata pelajaran pilihan.
D) Pendidikan Tinggi
            Fasilitas pendidikan yang lebih tinggi termasuk sekolah khusus yang lebih tinggi, perguruan tinggi dan universitas. Di universitas, program sarjana mengambil setidaknya 4 tahun untuk menyelesaikan, dan dapat dilengkapi dengan gelar master dan bahkan doktor. Universitas tertua didirikan pada tahun 1888 dan dikenal sepenuhnya sebagai Saint Clement dari Ohrid Universitas Sofia.
Penilaian : 6 (A) Luar Biasa (91,5-100)
                  5 (B) Sangat Bgus (80,5-91,4)
                  4 (C) Bagus (70,5-80,4)
                  3 (D) Cukup(59,5-70,4)
                  2 (F) Buruk (0-59,4)

SISTEM PENDIDIKAN DI TUNISIA

Sekilas tentang Tunisia
Tunisia adalah sebuah negara kecil yang terletak di utara benua Afrika, berbatasan dengan Libya sebelah timur dan Aljazair di sebelah barat. Luas Tunisia hanya 165.000 km² dengan jumlah penduduk 10,7 juta jiwa (Tahun 2012). Bahasa Arab menjadi bahasa resmi negara dan bahasa Perancis sebagai bahasa kedua.

Sistem Pendidikan di Tunisia
Sistem pendidikan di Tunisia mengadopsi sistem pendidikan Perancis. Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar 9 tahun (Ibtidaaiyaah 6 tahun atau kalau di Indonesia diibaratkan SD, Idaadiyaah 3 tahun atau kalau di Indonesia diibaratkan SMP ). Pendidikan menengah (ta’lim tsanawi ) memerlukan waktu 4 tahun, satu tahun pertama pelajaran umum tanpa penjurusan, 3 tahun selanjutnya penjurusan. Ijazah untuk pendidikan menengah adalah baccalaureat.
Di ibtidaaiyah dari kelas 1 dan 2, hanya diajarkan pelajaran dasar: bahasa arab, berhitung,tulis baca, puasa, cara shalat, dan alquran. Pada tahun ke-3 sekolah, ditambah dengan bahasa Prancis. Saat di kelas 4, 5, dan 6 ditambah lagi dengan ilmu bumi dasar dan biologi. Seluruh pelajaran di ibtidaaiyah diajarkan dalam bahasa Arab. 
Sedangkan idaadiyyah (persiapan) yang di Indonesia dikenal dengan SMP, belajarnya juga tiga tahun. Mata pelajarannya meliputi matematika, biologi, fisika, tarbiyah islamiah, ditambah bahasa Inggris dan memperdalam bahasa perancis, tapi sudah lebih tinggi levelnya. Beda lainnya, di tingkat ibtidaaiyah seluruh pelajaran diajarkan dengan bahasa Arab. Sedangkan di idaadiyyah, seluruh pelajaran diajarkan dengan bahasa Prancis.
Kemudian, tingkatan kedua dinamai ta’lim tsanawi (pendidikan menengah atas), di Indonesia dinamai SMA atau madrasah tsanawiah. Yang berbeda, di Tunis, SMA itu belajarnya empat tahun, sedangkan di Indonesia tiga tahun. Kemudian, di akhir tahun pertama diadakan ujian. Berdasarkan hasil ujian ini, pada tahun ke-2, 3, dan 4, para siswa dibagi jurusan menurut keahliannya. Jurusan bukan atas pilihan si murid, tapi ditentukan dari hasil ujiannya di kelas 1. Di tsanawi, terbagi atas enam jurusan: riadhiyat (matematika), sains, ekonomi, ilaamiyyah (informatika), dan olah raga yang kesemuanya dikategorikan ke dalam jurusan umum (5 jurusan umum).  Dan satu jurusan khusus/jurusan agama yang mempelajari filsafat, adab, syariah, bahasa arab, dan ilmu sosial. Pada akhir tahun ke-4, barulah diadakan ujian akhir. Indonesia menyebutnya Ujian Nasional (UN). Di Tunis namanya baccaleuriat dalam bahasa Prancis, tapi orang Tunis mengucapnya bacalori. Untuk menjaga mutu, mereka perketat sistem kelulusan. Di tingkat tsanawi (menengah atas), bila tidak lulus ujian bacalori (ujian akhir), siswa wajib ulang. Istilahnya tadaaruk. Bila juga tak lulus, maka harus duduk kembali di kelas 4. Diberi waktu tiga tahun atau tiga kali bila juga tak lulus, maka siswa tersebut tidak dibenarkan melanjutkan kuliah. 
Kalau lulus bacalori, siswa bisa langsung lanjut kuliah yang sesuai dengan jurusan masing-masing. Tak ada lagi ujian masuk perguruan tinggi. Tapi ia tak boleh ke universitas atau prodi lain yang berbeda dengan jurusan yang telah ditentukan ketika belajar di tsanawi.
 Yang ketiga adalah ta’lim ‘ali (pendidikan tinggi). Ini berbeda aturannya antara satu universitas dengan yang lainnya. Ada universitas yang untuk S1-nya, perlu waktu belajar lima tahun. Tapi ada pula yang hanya tiga tahun, seperti  di Universitas Zaituna.
Yang juga menarik adalah jurusan sains (di Indonesia teknik -red) S1 belajarnya enam tahun. Kalau lulus, dapat gelar muhandis (insinyur). Hebatnya insinyur di Tunis, dapat gelar ganda. Mereka sudah dianggap menyelesaikan S2 (magister) dan langsung bisa lanjut ke program doktor. Tapi, tidak untuk semua jurusan, hanya untuk insinyur.

Perbedaan Sistem Pendidikan Bulgaria Dan Tunisia
Bulgaria
Tunisia
 di Bulgaria 8 tahun pendidikan dasarnya

Di Tunisia Pendidikan dasarnya 9 tahun
di Bulgaria sekolah menengah  khusus bahasa 5 tahun, akan tetapi sekolah menengah umum 4 tahun
Di Tunisia sekolah menengah atas nya 4 tahun
Ada sekolah Kejuruan
Tidak ada sekolah kejuruan
Ada 4 Penjurusan di sekolah menengah umum
Ada 6 penjurusannya, 5 umum 1 khusus di sekolah menengah umum.
sementara kalau di Bulgaria cenderung sama dengan di Indonesia bisa memilih jurusan sesuai minatnya.

Di Tunisia jenjang untuk kuliah sudah diatur sejak SMA, maksudnya jika seorang siswa SMA di Tunisia mengambil jurusan ekonomi maka di perguruan tingginya dia kuliah di jurusan ekonomi